Survei menunjukkan semakin banyak perusahaan menilai kemampuan soft skill sebagai faktor utama dalam merekrut generasi muda. Bagaimana kampus menanggapi fenomena ini?
Hasil survei General Assembly yang dilansir Forbes mengungkapkan lebih dari 25% eksekutif di Amerika Serikat enggan merekrut Gen Z karena keterampilan non-teknis mereka masih lemah. Komunikasi, kolaborasi, adaptasi, hingga kemampuan menyelesaikan masalah menjadi sorotan utama.
Fenomena ini tidak lepas dari dampak pandemi yang menggeser proses belajar menjadi daring, sehingga interaksi tatap muka dan pembentukan keterampilan interpersonal menjadi terbatas. Akibatnya, banyak lulusan baru merasa kurang percaya diri menghadapi situasi kerja yang membutuhkan diskusi tim, presentasi, atau negosiasi.
Namun, Gen Z tetap memiliki potensi besar. Mereka dikenal adaptif, kreatif, dan melek teknologi. Banyak perusahaan kini berinvestasi pada pelatihan soft skill agar tenaga kerja muda dapat berkembang secara menyeluruh.
FTI Untar menjawab tantangan ini dengan menyisipkan pembelajaran soft skill ke dalam kegiatan akademik maupun organisasi kemahasiswaan. Melalui proyek kolaboratif, presentasi, serta berbagai pelatihan, mahasiswa tidak hanya dibekali ilmu teknis, tetapi juga keterampilan interpersonal yang siap diaplikasikan di dunia kerja.
Dengan kombinasi pengetahuan teknis dan soft skill yang kuat, lulusan FTI Untar diharapkan mampu bersaing, diterima, dan diakui dalam dunia profesional yang semakin dinamis.
(AY)
Referensi: Detikcom. (2025). “Makin Banyak Perusahaan Emoh Rekrut Gen Z Jadi Pegawai, Ini Alasannya.” Tersedia di: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-8064018/makin-banyak-perusahaan-emoh-rekrut-gen-z-jadi-pegawai-ini-alasannya